Oleh : Adi Karya Farm Jogjakarta (adikarya_farm@qualityservice.com)
Dewasa ini Ayam Jawa
Super menjadi peluang usaha baru yang sangat menggiurkan, karena permintaan
daging ayam kampung meningkat secara signifikan. Akan tetapi dalam kenyataanya
budidaya ternak ayam jawa menemui berbagai kendala,utamanya yaitu pertumbuhan
yang cenderung lambat dan bobot yang tidak maksimal. Dengan berbagai teknologi
ternak terbaru, kini hadir ayam jawa super yang secara nyata mampu memperpendek
masa pemeliharaan panen,yaitu hanya 55-60hari.
Waktu panen yang relatif cepat pada ayam jawa super
memberikan keuntungan yang cukup tinggi diantaranya tingkat kematian yang
relatif kecil, penghematan biaya pemeliharaan dan pakan. Ayam Jawa super
merupakan hasil persilangan terbaru yang melibatkan teknologi pemuliabiakan
ternak terbaru sehingga didapatkan pertumbuhan yang cepat dan memiliki
karakteristik daging dan bentuk ayam jawa.
Tehnik Pemeliharaan ayam Jawa Super
relatif mudah dan simpel, kandang yang dibutuhkan tidaklah harus dibuat dengan
biaya tinggi. Prinsipnya yaitu kandang kering, alas tidak basah dan lembab,dan sirkulasi
cukup. Pemberian pakan pagi dan sore disesuaikan sesuai kebutuhan. Vitamin,
obat-obatan, dan vaksinasi juga perlu untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan
mencegah penyakit. Berikut
adalah berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemeliharaan ayam
kampung super, antara lain sebagai berikut:
A.
Perkandangan
B.
Keadatangan DOC / chick in:
C.
Pemeliharaan
umur 1 s/d 21 hari
D.
Pemeliharaan
umur 21 hari s/d panen (pembesaran & penggemukan)
E.
Panen
F.
Recording / Pencatatan dalam proses
pemeliharaan ayam dari tahap awal sampai panen
A. Perkandangan
Berbagai
hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan kandang untuk pemeliharaan ayam
kampung super antara lain sebagai berikut:
1. Kandang sebaiknya terpisah dari rumah, idealnya kandang terletak pada tempat
tersendiri terpisah dari pemukiman penduduk.
2. Lokasi kandang dipertimbangkan untuk kemudahan proses mobilisasi tenaga
kerja, kedatangan DOC & mobil panen, kedatangan pakan, dll.
3. Kandang sebaiknya jauh dari lalulintas orang, jauh dari aktivitas bermain
anak-anak, agar ternak tidak bising / stress dan nyaman berada dalam kandang.
4. Kandang dibuat agar ternak nyaman dalam kandang, cukup terang dari sinar
matahari (tidak gelap / pengap: bisa dengan penambahan genting kaca), cukup
ventilasi untuk aliran udara (dinding tidak tertutup rapat), mudah untuk
sanitasi / membersihkan kandang.
5. Dinding kandang dibuat agar hewan pemangsa ayam tidak bisa masuk (anjing,
kucing, garangan, dll) 6. Lantai kandang sebaiknya dibuat sedikit lebih rendah
pada bagian pinggir agar mudah saat sanitasi total pada akhir siklus usaha.
7. Permukaan lantai kandang dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah di
sekitarnya agar lantai tidak lembab saat musim hujan, kondisi lingkungan yang
lembab merupakan keadaan yang ideal untuk penyakit berkembang biak.
8. Lingkungan kandang harus bersih (minimal jarak 2-3 meter) agar terhindar
dari lalat, tikus dan binatang merugikan yang lain. Persiapan Kandang Sebelum
DOC datang, kandang harus dalam keadaan siap (sebaiknya: minus 6 jam).
B. Keadatangan DOC / chick
in:
Berbagai
hal untuk persiapan keadatangan DOC / chick in:
1. Semua bahan untuk pemeliharaan sudah siap (sekam, kotak indukan, tempat
pakan, tempat minum, lampu penerang,dll).
2. Lantai kandang dikapur merata, kemudian di semprot dengan disenfectan / obat
pembunuh hama
pada seluruh bagian dalam kandang (lantai, dinding, atap) dan luar kandang
(dinding).
3. Sebaiknya anak-anak & orang lain tidak boleh masuk kandang setelah di
sanitasi sampai panen. Setiap orang berpotensi membawa jutaan bibit penyakit
yang tidak kelihatan..
4. Pemelihara ternak sebaiknya tidak berhubungan / memelihara unggas lain
(bebek, menthok, ayam lain) yang tidak terkontrol perlakuan kesehatannya.
Karena setiap jenis unggas berpotensi menularkan penyakit pada unggas lainnya.
5. Siapkan kotak indukan (triplek penutup, lampu, alas sekam, koran pelapis
rangkap 2-3, kerikil untuk ditaruh tempat minum pada hari pertama, tempat
minum&pakan, antibiotic & vitamin, vaksin ND B1).
6. Indukan di set (lampu nyala) minimal 2
jam sebelum DOC datang, agar saat dipakai suhu dalam indukan sudah hangat,
tutup dengan rapat (triplek + gabus / terpal / karung).
C. Pemeliharaan Umur 1-21 hari
Hal-hal
yang perlu diperhatikan saat DOC tiba – hari ke 21:
1. Dalam kotak indukan air minum diberi
obat antibiotic+vitamin. Pakan siapkan di feeder chick dan lantai koran.
2. Hitung jumlah DOC. Kemudian lakukan
vaksinasi tetes ND B1 (mata / hidung / mulut) Satu tetes saja & benar-benar
masuk.
3. Vaksinasi paling lama hanya 2 jam.
4. Setelah selesai vaksin, tutup indukan
dengan rapat (triplek+ karung).
5. Jauhkan anak-anak, Jangan membuat
gaduh di lingkungan kandang, bila perlu on kan radio.
6. Air minum setiap hari diganti walau masih ada, pakan ditambah sebelum habis
/ jangan sampai kebanyakan.
7. Pada hari 1 tempat minum diberi kerikil agar DOC tidak renang & mati,
pada hari ke 2 kerikil bisa diambil.
8. Sampai hari ke 7 tutup harus rapat. Hari ke 8-21 lihat kondisi ayam, bila
kepanasan bisa di buka sedikit penutupnya.
9. Pada hari ke 7: vaksinasi ND Lasota lewat air minum. Puasakan 1-2 jam
sebelum vaksin agar pada saat vaksinasi bias habis terkonsumsi. Kemudian beri
air minum + vitamin.
10. Pada hari 10 - 14 lakukan vaksinasi gumboro B lewat air minum. Perlakuan
sama dengan poin 9.
11. Setelah umur 15 - 21 hari (tergantung
kondisi cuaca) ayam bisa dilepas dari kotak indukan / pemanas.
D. Umur 21 hari sampai Panen (Pembesaran
/ Penggemukan)
Setelah
lepas dari indukan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ayam
kampung super adalah sebagai berikut:
1. Lampu penerang harus cukup menerangi kandang sehingga ayam bias dengan mudah
melakukan aktivitas makan / minum.
2. Air minum dan pakan harus tersedia setiap saat. Air minum tidak boleh
kosong.
3. Metode pemberian pakan harus dipertimbangkan agar pakan tidak tumpah /
tercecer.
4. Pemberian pakan + minum harus teratur setiap harinya.
5. Pemberian empon-empon / obat tradisional boleh dilakukan setiap hari lewat
air minum.
6. Tempat pakan (hanging feeder) 1 buah untuk 50 – 100 ekor. Tempat minum
diberikan secukupnya agar tidak samapi kehabisan dalam sekali periode pemberian
minum.
7. Lakukan sanitasi (semprot disenfectan) dalam kandang, alas sekam, dinding,
setiap 1-2 minggu sekali.
8. Lakukan pengamatan kondisi ayam setiap hari, tanda-tanda ayam sakit:
nyekukruk, tidak bregas, ngorok (malem hari sangat jelas), pilek/meler, kepala
bengkak, mata menutup ke atas / ke bawah, kanibal / luka (segera pisahkan),
konsumsi pakan / minum menurun dibanding hari biasanya, kematian, dll.
9. Bila ada tanda-tanda ayam sakit segera koordinasi / jangan ditunda-tunda
dengan alasan apapun untuk perlakuan selanjutnya agar kondisi tidak lebih parah
dan menular ke ayam lain / kandang lain.
E.
Panen
Panen
bisa dilakukan setelah ayam sudah
berumur kurang lebih 55 – 60 hari.Panen dilakukan dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagi berikut;
1. Kondisi ayam
2. Penentuan waktu panen di tentukan oleh kelompok.
3. Transaksi panen dikoordinasikan kelompok.
4. Tidak boleh panen sendiri / pribadi atau panen eceran di luar koordinasi
Ketua Kelompok.
5. Sebagian panen yang untuk social masyarakat sekitar dikoordinasi oleh ketua
kelompok.
F.
Recording / Pencatatan dalam proses pemeliharaan ayam dari tahap awal sampai
panen
Recording
/ Pencatatan Dalam proses pemeliharaan ayam dari tahap awal sampai panen,
beberapa hal harus dilakukan pencatatan, antara lain yaitu:
1. Catatan biaya (pakan, vitamin, obat)
2. Catatan jumlah ayam, pemberian obat, vaksin, vitamin, saniatsi, kematian.
3. Catatan hasil panen (jumlah ayam, berat total, tidak layak jual, dll).
4. Buku + Form Catatan untuk Anggota akan dibagikan oleh Ketua Kelompok.